Jumat, 29 Mei 2009

Hari Lanjut Usia Nasional

Written by Syofian Hadi

“Kak Hadi, aku sebel nih! Tadi pas di mobil ada kakek dan nenek muntah di sebelahku!”, ujar Okki, adik kost-kostanku yang baru saja tiba dari Kota Metro. “Emang kamu kena muntahnya? Kenapa gak kamu tolong ja? Siapa tau aja setelah kamu tolong, kakek dan nenek tadi ngasih kamu sesuatu, terus tiba-tiba mereka menghilang dan kamu jadi sakti mandraguna? Hahaha, seperti di film-film itu lho!”, timpalku sekenanya, sambil bercanda supaya hilang sebalnya.

Ketika aku sedang memikirkan saran yang tepat untuk aku berikan pada orang yang sedang sebal seperti ini tanpa menggurui sembari menunggunya keluar dari kamar mandi, telinga dan mataku tiba-tiba teertarik untuk memperhatikan nenek-nenek yang sedang menyanyi lagu Rock di TVRI. Ternyata nenek tersebut adalah Ibu Laila Sari. “Wah, masih powerful banget nih nenek, suara masih oke, badan gak bungkuk, trus juga gak obesitas kayak nenek-nenek pada umumnya”, pikirku. Ternyata, lagu tadi adalah pembuka acara dialog, aduh aku lupa nama dan tema acaranya, yang pasti dialognya membahas peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang dipandu oleh dr. Lula Kamal. Aku juga baru sadar dan baru tahu ternyata ada juga hari peringatan Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Mei.

“Okkiiii…!!! Ntar kita tua juga tau!”

Kakek, nenek, dan para lansia lainnya juga adalah orang tua. Bayangkan saja orang tua kita. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)

Kita yang masih muda ini harus menyadari bahwa kita hadir di dunia ini juga melalui perantara kedua orang tua kita. Beberapa waktu nanti kita juga akan menjadi orang tua yang melahirkan anak-anak kita sendiri, kemudian memiliki cucu bahkan hingga memiliki cicit. Bayangkan apakah kita masih segagah seperti hari ini?
So, mumpung kita masih muda, mari berlomba jadi orang baik, memberi makna dalam hidup ini, siapkan diri dengan bekal keagamaan, menjaga kesehatan, bekerja dengan baik dan bertanggungjawab agar dapat menabung sehingga di masa tua nanti punya usaha mandiri. Kira-kira apa lagi ya? Menurutku sih seperti itu, tolong teman-teman tambahkan lagi yaa. Everyone has their own dreams. Aku sih pengennya tua nanti hidup rukun bersama istri, saudara-saudara, anak-anak, dan tetangga, masih tetap bisa berbagi ilmu, mengajar dan menjadi penerjemah. Menghabiskan masa tua dengan menghasilkan karya tulis yang berguna bagi semua orang, memiliki perusahaan kecil, menyibukkan diri dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Terlalu berlebihan gak sih? Yah, inginnya aku sih begitu, walau sekarang baru hal-hal kecil yang aku lakukan.

Kembali ke peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, sejak kapan sih adanya? Kenapa 29 Mei?
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap 29 Mei ini dimulai sejak tahun 1996 yang dicanangkan oleh Presiden RI di Pucang Gading Semarang. Dasar penetapannya adalah untuk menghormati jasa almarhum Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat yang memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei 1945 yang mengandung nilai perjuangan dan dilakukan dengan penuh kearifan serta berbobot. Radjiman Wediodiningrat sebagai personifikasi mewakili golongan lanjut usia (lansia). Diharapkan generasi berikutnya mencontoh dan mempunyai nilai-nilai kejuangan serta sifat-sifat luhur lainnya sebagaimana diteladankan oleh generasi pendahulu.

Dan ternyata untuk tahun 2009 ini, masih ada sekitar 1.565.879 orang lanjut usia yang masih dalam kondisi terlantar. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena para lanjut usia itu tidak mendapat perhatian dari para orang terdekatnya, seperti anak, kerabat dan sebagainya. Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Yanrehsos), Dr. Makmur Sunusi mengatakan pemerintah memberikan atensi yang besar terhadap masalah yang kini dialami sebagian orang lanjut usia di Indonesia. Sejak beberapa tahun lalu sudah memberikan perhatian khusus terhadap para lansia dengan memberikan santunan Rp 300ribu per orang setiap bulan. Ia mengatakan jika persoalan lansia terlantar ini tidak segera diatasi maka dapat dipastikan pada tahun 2020 mendatang akan terjadi peningkatan jumlah lansia terlantar yang mencapai 28,8 juta orang.

Semoga pada tahun 2020 kita bukan termasuk dalam lansia yang berjumlah 28,8 juta orang itu. Happy Lansia Day!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda. Tolong tinggalkan alamat e-mail, blog atau website Anda.