Minggu, 13 September 2009

Bukan Mata Silinder, tapi Astigmatisma

Written by Syofian Hadi

”Di matamu minus berapa?” pertanyaan tersebut selalu muncul dalam pergaulanku sehari-hari sejak aku mengenakan kaca mata sekitar satu setengah tahun yang lalu. Aku hanya menjawab, ”silinder”. Aku sudah merasakan ketidaknyamanan dengan kedua mata ini sejak kelas 3 SMA. Namun, aku biarkan saja. Yang aku rasakan adalah kesulitan dalam melihat objek yang jauh. Aku pikir mungkin aku rabun jauh. Dua tahun yang lalu, ketidaknyamanan ini terus memburuk, kalau melihat orang dari kejauhan sudah tidak jelas lagi, tubuh mereka seperti ada bayangan di belakangnya, mata mereka jadi tampak ada empat dan bertumpukan dengan hidung dan mulut. Seperti melihat gambar di kertas yang sisi-sisinya meleber terkena air. Hahahaha, aneh juga ya?

Pernah aku dan teman-teman iseng periksa mata gratis beberapa di beberapa optik yang berbeda di beberapa pusat perbelanjaan di Bandar Lampung. Supaya tidak malu atau opticiannya mau melayani kami dengan baik, kami meminta teman kami yang berkaca mata untuk pura-pura membeli frame atau lensa dengan cara menanyakan harga atau mencoba beberapa frame atau lensa tersebut, kemudian dia memeriksakan matanya pada sebuah alat digital, dan saat itulah kesempatan kami untuk ikut memeriksakan mata kami. (Hahahahaha, maaf ya mbak dan mas optician). Setelah aku memeriksakan mata, kami mendapatkan print hasil periksa kondisi mata kami. Hasilnya, mataku ada minus dan silindernya.

Kemudian aku benar-benar serius memeriksakan mataku di optik yang konon terbaik di Bandar Lampung. Awalnya aku ditanyai mengenai keluhanku, kemudian aku diperiksa dengan alat digital seperti biasa aku periksa di mall, kemudian aku diperiksa lagi dengan alat seperti kaca mata yang lensa kiri dan kanannya bisa diganti-ganti hingga aku menemukan lensa yang tepat, cocok dan nyaman untuk membantu kedua mataku. Ternyata, alhasil mata kananku SPH -0,75 dan mata kiri CYL -1 AXIS 15. Aku juga kurang faham dengan hal tersebut, opticiannya hanya bilang mataku silinder kiri dan kanan.

Aku bingung dan bertanya-tanya sendiri, ”kok mataku minus juga iya dan silinder juga iya? Bisa bareng? Apa sih silinder itu?”. Karena yang hanya aku tahu adalah rabun jauh (minus) dan rabun dekat (plus).

Beberapa sumber yang aku dapat mengatakan bahwa terminologi mata silinder ternyata tak tepat karena sebenarnya bukan matanya yang silinder tetapi lensa yang fungsinya mengoreksi keadaan astigmatisma ini yang bersifat silinder. Jadi, yang ada lensa silinder bukan mata silinder. So, jangan sebut mata silinder tetapi Astigmatisma.

Mata kita idelanya berbentuk bulat seperti bola sepak, sehingga semua sinar yang dibiaskan dari suatu objek yang masuk ke dalam mata kita akan bertemu di satu titik retina. Pada kelainan Astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong, seperti bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina, hal ini akan menyebabkan pandangan menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat melihat dekat maupun jauh.

Astigmatisma terjadi karena kelainan refraksi pada permukaan kornea mata. Kelainan Astigmatisma yang kecil akan memberikan gangguan ketajaman penglihatan ringan, namun dapat menyebabkan sakit kepala, ketegangan pada mata dan kelelahan.
Cara mengoreksi Astigmatisma adalah dengan memberikan lensa silinder. Pasien dapat mengalami kombinasi kelainan Astigmatisma dan myopia (rabun jauh) atau hypermetropia (rabun dekat). Jika hal ini terjadi, dapat diatasi dengan memberikan kombinasi antara lensa spheris dan dan lensa silinder, ditempatkan pada axis/derajat yang sesuai.

Kasus astigmatisma banyak dijumpai pada orang Asia. Silinder tidak dapat disembuhkan selain dengan cara operasi yang dapat dilakukan setelah calon pasien berumur 17 tahun dan tidak punya penyakit mata lainnya.

Mari jaga mata kita!

5 komentar:

  1. Terima kasih pak atas infony ,sebenarnya sih sya jg silinder kata dokter mata ,awalnya sy jg cma periksa mata gara2 dah lama sakit mata biasa ,tp sih ngeliat ciri2 bcaan di atas ttg silinder yg ringan itu hampir sma msalahnya ,sy jg sring merasakan sisi dkat kening dan belakang mata terasa sakit ,hmm tp klau mnurut pmeriksaan syaraf mata sy yg miring 90 derajat ,maksudnya gmna tuh ?

    BalasHapus
  2. Terima kasih Pak atas infonya ^,^,sebenarnya sih sya kta dokter mata jg silinder ,pas periksa mata gara2 skit mata biasa ,tp penglihatan sy mnurut saya normal2 aj , tp yg sering sya rasakan cma mata sering kelelahan dan skit dskitar kening dan dbelakang mata , mnurut pmeriksaan dokter,mata sy silinder dan syaraf mata miring 90 derajat ,gmna tuh maksudnya ?

    BalasHapus
  3. wah tanya bang/mbak dokter aja klo detailnya, saya tak berilmu disitu.. :-)

    BalasHapus
  4. Saya juga merasakannya apalagi liat objek yg agak jauh,, rasanya kabur sekali,, trus silinder jg gag bisa silau

    BalasHapus
  5. Betul, saya pun beberapa kali jatuh dr motor sendiri krna tak bisa hindari jalan berlubang dan bergelombang dikarenakan jalan yg gelap, hujan, silau kendaraan dr depan. kabur dan silau. Segera ke dokter mata yuk! :D

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda. Tolong tinggalkan alamat e-mail, blog atau website Anda.