Selasa, 09 April 2013

Menikah Memuliakan Sunnah

Taken by Syofian Hadi from Ust. Salim A. Fillah Kultwit @salimafillah

Pernikahan merupakan ikatan terdalam, terkuat, & terlanggeng yang memadu 2 sosok; meliputi interaksi paling luas antara 2 pribadi.

Ialah ikatan jiwa, keterpautan ruh, perpaduan akal, & penyatuan jasad. Allah sebut ia Mitsaqan Ghalizha; janji berat lagi mengikat.

Ia disetarakan perjanjian agungNya dengan para Rasul terpilih; juga dengan Bani Israil kala Thursina diangkat di atas kepala mereka.

Oleh itu; 2 hati pengantin harus disatukan & dipertemukan dalam ikatan yang tak bisa pudar; tujuan & arah yang ditempuh harus satu.

Itulah aqidah; hal terdalam yang menyemarakkan jiwa, mewarnai rasa, mempengaruhi persepsi, respons, & reaksi pada jejalin kehidupan.

Adalah niscaya bagi kita memasuki pernikahan dengan komitmen iman. Dengan asmaNya kita melepas sauh hingga di surga kelak berlabuh.

Kala rupa tak lagi bermakna, saat jasad rapuh menyuruk tanah, ketika cinta tak lagi berujud gelora asmara; komitmen perekat terkuat.

Keimanan akan menumbuhkan kecintaan pada apapun yang mendatangkan keridhaanNya. Keimanan menjadikan yang indah bernilai ibadah.

Iman itu melapangkan jiwa, meluaskan dada, mengasahkan peka, menarikan angan ke ketinggian, menguatkan akal, menajamkan firasat.

Iman di rumahtangga kan menyegarkan, menyejukkan, mentercenungkan, menggugah, menceriakan, mewarna pelangi, menggerakkan perbaikan.

Ketika rumahtangga dibangun di atasnya; iman mengalir ke seluruh bagian & persendian tubuhnya; mengikuti semua lekuk & belokannya.

Ia pancarkan cahaya kehidupan, kebersihan, kesucian, kesadaran, cita-cita, motivasi beramal baik, & menyumbangsihkan yang terbaik.

2 komentar:

  1. Great post, Hady...
    Izin kopas juga ya buat pengingat sendiri...

    Jazakalloh...

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda. Tolong tinggalkan alamat e-mail, blog atau website Anda.