Written by Syofian Hadi
Dorr..dor..dor..ee..e.dor..dor..ee..!
Itulah teriakan latah Sanae, mahasiswa Fakultas Kedokteran Malahayati, ketika dikejutkan oleh salah seorang temannya. Dorr!!
“Sanae Lompat!”, teriak salah satu temannya. Sanae pun spontan langsung lompat-lompat seolah-olah terhipnotis oleh ucapan temannya tersebut.
Apa sih Latah itu?
Menurut wikipedia, latah merupakan suatu gejala psikologis yang hanya dikenal pada sistem budaya tertentu. Latah tidak bisa dianggap kebiasaan sepele yang tak ada kaitannya dengan penyakit. Latah berhubungan erat dengan dimensi gangguan jiwa, fungsi syaraf, psikologis dan sosial.
Secara geografis, kawasan Asia Tenggara berada pada peringkat pertama dengan jumlah penderita latah terbanyak. Selain Indonesia, penderita latah juga ditemukan pada beberapa suku di Jepang dan Prancis.
Walaupun tidak sepenuhnya tepat, disinyalir bahwa penyakit ini tumbuh dan berkembang di masyarakat yang menerapkan budaya otoriter dan penderitanya biasanya orang tua, perempuan, berpendidikan rendah dan berada pada kelas ekonomi bawah. Jadi dapat disimpulkan bahwa latah adalah gejala psikologis untuk kaum proletar, berbeda dengan “penyakit elit” yang biasanya diidap kaum borjuis seperti kanker, serangan jantung atau gangguan hati.
Ada dua jenis latah yang dikenal, latah tindakan dan latah verbal.
Latah verbal, menurut wikipedia dibedakan menjadi 2 jenis.
Echolalia, ketika kaget penderita mengulang perkataan lawan bicara tanpa mengubah konteks kata/kalimat. Berasal dari kata Yunani, “Echo” yang mempunyai arti “mengulang”.
Coprolalia, ketika kaget penderita merespon dengan mengeluarkan sumpah serapah atau kata-kata tak senonoh. Berasal dari sebuah kata Yunani, “Coprol” yang mempunyai arti “feces/kotoran”.
Dari sebuah referensi, latah jenis Coprolalia adalah pembuktian dari teori Sigmund Freud (bapak psikologi modern), yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk dengan instink kebinatangan. Perubahan emosi secara tiba-tiba, bisa menjadi trigger dan impulse untuk membangunkan instink tersebut.
Latah tindakan, dibedakan menjadi 2 jenis. yaitu Ekopraksia meniru gerakan orang lain dan Automatic Obedience (melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut). Misalnya, ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti “sujud” atau “peluk”, ia akan segera melakukan perintah itu.
Latah disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa teori menyebutkan:
Teori pemberontakan, karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk melakukan sesuatu. Masa lalu yang selalu dikungkung dan dilarang juga bisa dimasukkan kategori ini.
Teori kecemasan, adanya tokoh otoriter di balik layar. Dominasi tokoh yang dekat secara psikologi, tidak harus dalam lingkungan keluarga, bisa menjadi penyebab latah.
Teori pengkondisian, dalam bahasa sederhana disebut ikut-ikutan (trend-follower). Sebagai aktualisasi untuk mencari perhatian dari lingkungannya.
That’s what I got from http://riky.kurniawan.us/idea/latah/
Tapi, orang Indonesia ‘kan dari dulu memang suka latah. Ada yang latah sama bahasa anak-anak gaul; ‘sumpe loe’, ‘ya..iya lah..masa ya..iya..donk’, langsung latah ikut-ikutan menjadikannya sebagai bahasa sehari-hari. Ada yang latah sama mode; muncul model pakaian, gaya rambut, atau gaya-gaya lainnya dari luar negeri, langsung latah ikut-ikutan. Ada yang latah sama barang teknologi baru; BlackBerry lagi ‘in’, langsung juga latah buat beli dan harus punya. Ada yang latah sama orang-orang yang punya kursi di DPR; rame-rame latah pada jadi caleg, it’s okay sich asal pas gagal gak ikut-ikutan latah stress, hehehe..!
"Happiness is to be shared. As we never know the moment when we exactly get our happiness, just share our today’s happiness!”
Senin, 08 Juni 2009
Sabtu, 06 Juni 2009
The Winners of Dual Story Telling - ESo Festival 2009
v.jpg)
ESo FESTIVAL (E-Fest) 2009
ENGLISH SOCIETY OF LAMPUNG UNIVERSITY
DUAL STORY TELLING WINNERS
May 30th and 31st, 2009
Written by Syofian Hadi
Here are the winners for Dual Story Telling in ESo Festival (E-Fest) 2009 by English Society (ESo) of Lampung University.
Congratulation for all participants.
1st Winner : STAIN Jurai Siwo Metro A
- Andi Setiawan
- Etika Lisyana Dewi
Title: Dream, Success, Forget, and Die
1st Runner Up :
- Dede Jihan Rasika
- Riska Gustiani
Title: The Princess Frog
2nd Runner Up : STAIN Jurai Siwo Metro B
- Hasanul Misbah
- Yeni Suprihatin
The Judges:
Mr. Syofian Hadi
Mr. Habi Septiawan
Ms. Delia
Senin, 01 Juni 2009
SMAN 1 BUKITKEMUNING AND THE CURRENT ISSUE
Written by Syofian Hadi
“Assalamu’alaikum. Ada kabar bahwa alumni SMA Negeri 1 tidak akan diterima di Unila selama 3 tahun. Bener gak sih?”
Kira-kira begitulah ‘shaking message’ yang aku terima dari Mbak Meiliza, alumni 2003 yang saat ini sedang menyelesaikan studinya di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, sekaligus salah satu pembina Forum Alumni Rohis (FARIS) SMAN 1 Bukitkemuning. Sungguh kabar itu benar-benar mengejutkanku. Aku coba konfirmasi ke Mbak Mei mengenai sumber berita tersebut, ternyata informasi itu didapat dari tetangganya. Ingin rasanya langsung menghubungi guru-guru yang sangat aku banggakan tapi aku tidak mempunyai lagi nomor yang bisa dihubungi. Aku segera tulis di milis forum alumni dan siswa SMAN 1 Bukitkemuning: smun1_bk@yahoogroups.com yang dikelola Mbak Mei dengan harapan ada respon, informasi, dan klarifikasi dari teman-teman atau pihak sekolah. Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa sampai ada berita seperti ini?
Tiga jam kemudian, adik perempuanku yang kebetulan sedang duduk di bangku kelas XI di SMA tersebut juga mengirimkanku sms. “Bang, temen-temenku dah siap-siap mau pindah ke SMA di Kotabumi setelah ujian semester ini. Coz orang tua mereka dapat kabar kalo SMAN 1 Bukitkemuning dapat sanksi dari Unila, alumni Unila gak akan diterima di Unila selama 3 tahun?”.
Gdubbraaakk!! Tak terbayangkan olehku bila berita itu benar-benar terjadi. Langsung terbayang wajah kedua orang tuaku. Kalau pindah, paling tidak ke Kotabumi, karena di Bukitkemuning hanya ada satu SMA Negeri. Kasihan adikku bila harus pindah sekolah, karena jarak Kotabumi dengan rumahku lumayan cukup jauh, juga mengingat kakak-kakak kami sudah bekeluaga, jadi saat ini hanya dia yang menemani kedua orangtuaku di rumah. Unila memang bukan satu-satunya jalan sukses setelah tamat SMA, tapi setidaknya Unilalah tujuan pertama, mengingat Unila adalah satu-satunya Universitas Negeri di Propinsi Lampung selain IAIN Raden Intan. Aku mencoba menenangkan adikku, aku minta dia untuk konfirmasi berita ini langsung ke kepala sekolah atau guru yang berwenang.
Aku terus bertanya-tanya ada apa dengan SMAku tercinta itu, masalah apa yang sedang dihadapi sehingga ada kabar seperti ini, kenapa yang jadi korban adalah siswa, kesalahan apa yang telah dilakukan para siswa. Pertanyaan-pertanyaan terus berkecamuk di otakku. Pasti bukan aku saja yang resah seperti ini. Ingin rasanya pulang kampung dengan harapaan mendapatkan kejelasan ini semua, minimal dari satu guru saja, tapi jadwal dan kegiatanku sedang penuh-penuhnya. Aku ingin menanyai atau sms beberapa siswa yang aku kenal di FARIS, tapi aku enggan. Aku ingin mendapatkan kebenarannya langsung dari guru. Sangat disayangkan bila hal ini benar terjadi. Pertama, SMAN 1 Bukitkemuning adalah SMA dengan kualitas yang mampu bersaing, dapat dilihat dari prestasi di sejumlah bidang, jumlah alumni yang diterima di beberapa perguruan tinggi nasional baik melalui jalur SPMB dan PMKA, alumni yang kini bekerja di pos-pos strategis dan lain-lain. Dari yang aku amati, alumni yang kini masih kuliah pun tetap mampu bersaing dan eksis. Sebagai contoh, saat ini saja salah satu alumni 2006, Hajriansyah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unila, mencalonkan diri menjadi Wakil Presiden BEM Unila berpasangan dengan Antomi, mahasiswa FKIP Unila, sebagai calon Presiden. Untuk hasil sementara mereka mendapatkan suara dengan jumlah terbanyak. Ada masih banyak lagi alumni kita yang kini duduk di posisi elit di beberapa organisasi kemahasiswaan, keagamaan, sosial, dan masyarakat. Beberapa alumni juga telah bekerja di beberapa perusahaan dan institusi meskipun masih sedang merampungkan studi akhirnya. Belum lagi dari kampus-kampus di luar Unila. Alumni yang tidak menempuh studi di perguruan tinggi pun juga mampu bersaing dan eksis dalam dunia kerja dan masyarakat.
Aku coba menghubungi salah satu guru yang juga pembina Rohis, Ibu Rodiah. Aku mendapatkan nomor handphone beliau dari Aan Ansyori, hanya nomor itu yang dia punya. Alhamdulillah, Bu Rodiah mau berbagi informasi. Beliau mengklarifikasi. Adikku juga telah mendapatkan konfirmasi dari Pak Edi. Alhamdulillah, TERNYATA BERITA ITU HANYA ISU BELAKA. Mungkin berita ini merebak karena untuk dua tahun ini tidak satupun siswa yang diterima Unila melalui jalur PMKA, hal itu pun bukan karena adanya masalah antara SMAN 1 Bukitkemuning dengan Unila, tapi karena memang nilai siswa yang tidak lulus kualifikasi untuk program studi atau jurusan yang mereka inginkan. Kalau di SNMPTN tahun ini tidak ada siswa yang diterima di Unila, para siswa diperbolehkan pindah. Seandainya ada masalah antara SMAN 1 Bukitkemuning dengan Unila pun, hal ini tidak akan berkaitan dengan siswa atau alumni. So, it’s only an issue, guys! But, what’s a problem anyway? Memangnya ada masalah?
Seandainya ada, benar hal itu bukan urusan kita. Percayakan bahwa pihak pimpinan SMAN 1 Bukitkemuning mampu menyelesaikannya. Sebagai alumni, apa pun masalah yang sedang dihadapi, aku sangat berharap sekali supaya hal ini tidak berpengaruh kepada siswa, jangan sampai mereka yang menjadi korbannya. Semoga dengan adanya berita ini, bisa menjadi cambukan bagi SMAN 1 Bukit Kemuning untuk lebih maju lagi, mengupgrade semua personil, mereformasi sistem yang kira-kira sudah tidak applicable dan compatible. Lebih fokus lagi terhadap kegiatan-kegiatan pengembangan siswa dengan banyak dilibatkan dalam berbagai event. Aku masih yakin, guru-guruku di sana pasti sudah punya impian, ambisi, dan konsep yang jauh lebih baik untuk kemajuan SMA Negeri 1 Bukitkemuning tercinta. Semangat! Allohuakbar!!
Adik-adikku, PMKA bukan satu-satunya jalan. Kalau mau masuk Unila, masih ada SNMPTN. So, tetep semangat ya, prepare yourselves. Make everyone ‘ternganga-nganga’ with your awesomeness!!

Kira-kira begitulah ‘shaking message’ yang aku terima dari Mbak Meiliza, alumni 2003 yang saat ini sedang menyelesaikan studinya di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, sekaligus salah satu pembina Forum Alumni Rohis (FARIS) SMAN 1 Bukitkemuning. Sungguh kabar itu benar-benar mengejutkanku. Aku coba konfirmasi ke Mbak Mei mengenai sumber berita tersebut, ternyata informasi itu didapat dari tetangganya. Ingin rasanya langsung menghubungi guru-guru yang sangat aku banggakan tapi aku tidak mempunyai lagi nomor yang bisa dihubungi. Aku segera tulis di milis forum alumni dan siswa SMAN 1 Bukitkemuning: smun1_bk@yahoogroups.com yang dikelola Mbak Mei dengan harapan ada respon, informasi, dan klarifikasi dari teman-teman atau pihak sekolah. Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa sampai ada berita seperti ini?
Tiga jam kemudian, adik perempuanku yang kebetulan sedang duduk di bangku kelas XI di SMA tersebut juga mengirimkanku sms. “Bang, temen-temenku dah siap-siap mau pindah ke SMA di Kotabumi setelah ujian semester ini. Coz orang tua mereka dapat kabar kalo SMAN 1 Bukitkemuning dapat sanksi dari Unila, alumni Unila gak akan diterima di Unila selama 3 tahun?”.
Gdubbraaakk!! Tak terbayangkan olehku bila berita itu benar-benar terjadi. Langsung terbayang wajah kedua orang tuaku. Kalau pindah, paling tidak ke Kotabumi, karena di Bukitkemuning hanya ada satu SMA Negeri. Kasihan adikku bila harus pindah sekolah, karena jarak Kotabumi dengan rumahku lumayan cukup jauh, juga mengingat kakak-kakak kami sudah bekeluaga, jadi saat ini hanya dia yang menemani kedua orangtuaku di rumah. Unila memang bukan satu-satunya jalan sukses setelah tamat SMA, tapi setidaknya Unilalah tujuan pertama, mengingat Unila adalah satu-satunya Universitas Negeri di Propinsi Lampung selain IAIN Raden Intan. Aku mencoba menenangkan adikku, aku minta dia untuk konfirmasi berita ini langsung ke kepala sekolah atau guru yang berwenang.
Aku terus bertanya-tanya ada apa dengan SMAku tercinta itu, masalah apa yang sedang dihadapi sehingga ada kabar seperti ini, kenapa yang jadi korban adalah siswa, kesalahan apa yang telah dilakukan para siswa. Pertanyaan-pertanyaan terus berkecamuk di otakku. Pasti bukan aku saja yang resah seperti ini. Ingin rasanya pulang kampung dengan harapaan mendapatkan kejelasan ini semua, minimal dari satu guru saja, tapi jadwal dan kegiatanku sedang penuh-penuhnya. Aku ingin menanyai atau sms beberapa siswa yang aku kenal di FARIS, tapi aku enggan. Aku ingin mendapatkan kebenarannya langsung dari guru. Sangat disayangkan bila hal ini benar terjadi. Pertama, SMAN 1 Bukitkemuning adalah SMA dengan kualitas yang mampu bersaing, dapat dilihat dari prestasi di sejumlah bidang, jumlah alumni yang diterima di beberapa perguruan tinggi nasional baik melalui jalur SPMB dan PMKA, alumni yang kini bekerja di pos-pos strategis dan lain-lain. Dari yang aku amati, alumni yang kini masih kuliah pun tetap mampu bersaing dan eksis. Sebagai contoh, saat ini saja salah satu alumni 2006, Hajriansyah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unila, mencalonkan diri menjadi Wakil Presiden BEM Unila berpasangan dengan Antomi, mahasiswa FKIP Unila, sebagai calon Presiden. Untuk hasil sementara mereka mendapatkan suara dengan jumlah terbanyak. Ada masih banyak lagi alumni kita yang kini duduk di posisi elit di beberapa organisasi kemahasiswaan, keagamaan, sosial, dan masyarakat. Beberapa alumni juga telah bekerja di beberapa perusahaan dan institusi meskipun masih sedang merampungkan studi akhirnya. Belum lagi dari kampus-kampus di luar Unila. Alumni yang tidak menempuh studi di perguruan tinggi pun juga mampu bersaing dan eksis dalam dunia kerja dan masyarakat.
Aku coba menghubungi salah satu guru yang juga pembina Rohis, Ibu Rodiah. Aku mendapatkan nomor handphone beliau dari Aan Ansyori, hanya nomor itu yang dia punya. Alhamdulillah, Bu Rodiah mau berbagi informasi. Beliau mengklarifikasi. Adikku juga telah mendapatkan konfirmasi dari Pak Edi. Alhamdulillah, TERNYATA BERITA ITU HANYA ISU BELAKA. Mungkin berita ini merebak karena untuk dua tahun ini tidak satupun siswa yang diterima Unila melalui jalur PMKA, hal itu pun bukan karena adanya masalah antara SMAN 1 Bukitkemuning dengan Unila, tapi karena memang nilai siswa yang tidak lulus kualifikasi untuk program studi atau jurusan yang mereka inginkan. Kalau di SNMPTN tahun ini tidak ada siswa yang diterima di Unila, para siswa diperbolehkan pindah. Seandainya ada masalah antara SMAN 1 Bukitkemuning dengan Unila pun, hal ini tidak akan berkaitan dengan siswa atau alumni. So, it’s only an issue, guys! But, what’s a problem anyway? Memangnya ada masalah?
Seandainya ada, benar hal itu bukan urusan kita. Percayakan bahwa pihak pimpinan SMAN 1 Bukitkemuning mampu menyelesaikannya. Sebagai alumni, apa pun masalah yang sedang dihadapi, aku sangat berharap sekali supaya hal ini tidak berpengaruh kepada siswa, jangan sampai mereka yang menjadi korbannya. Semoga dengan adanya berita ini, bisa menjadi cambukan bagi SMAN 1 Bukit Kemuning untuk lebih maju lagi, mengupgrade semua personil, mereformasi sistem yang kira-kira sudah tidak applicable dan compatible. Lebih fokus lagi terhadap kegiatan-kegiatan pengembangan siswa dengan banyak dilibatkan dalam berbagai event. Aku masih yakin, guru-guruku di sana pasti sudah punya impian, ambisi, dan konsep yang jauh lebih baik untuk kemajuan SMA Negeri 1 Bukitkemuning tercinta. Semangat! Allohuakbar!!
Adik-adikku, PMKA bukan satu-satunya jalan. Kalau mau masuk Unila, masih ada SNMPTN. So, tetep semangat ya, prepare yourselves. Make everyone ‘ternganga-nganga’ with your awesomeness!!
Jumat, 29 Mei 2009
Hari Lanjut Usia Nasional
Written by Syofian Hadi
“Kak Hadi, aku sebel nih! Tadi pas di mobil ada kakek dan nenek muntah di sebelahku!”, ujar Okki, adik kost-kostanku yang baru saja tiba dari Kota Metro. “Emang kamu kena muntahnya? Kenapa gak kamu tolong ja? Siapa tau aja setelah kamu tolong, kakek dan nenek tadi ngasih kamu sesuatu, terus tiba-tiba mereka menghilang dan kamu jadi sakti mandraguna? Hahaha, seperti di film-film itu lho!”, timpalku sekenanya, sambil bercanda supaya hilang sebalnya.
Ketika aku sedang memikirkan saran yang tepat untuk aku berikan pada orang yang sedang sebal seperti ini tanpa menggurui sembari menunggunya keluar dari kamar mandi, telinga dan mataku tiba-tiba teertarik untuk memperhatikan nenek-nenek yang sedang menyanyi lagu Rock di TVRI. Ternyata nenek tersebut adalah Ibu Laila Sari. “Wah, masih powerful banget nih nenek, suara masih oke, badan gak bungkuk, trus juga gak obesitas kayak nenek-nenek pada umumnya”, pikirku. Ternyata, lagu tadi adalah pembuka acara dialog, aduh aku lupa nama dan tema acaranya, yang pasti dialognya membahas peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang dipandu oleh dr. Lula Kamal. Aku juga baru sadar dan baru tahu ternyata ada juga hari peringatan Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Mei.
“Okkiiii…!!! Ntar kita tua juga tau!”
Kakek, nenek, dan para lansia lainnya juga adalah orang tua. Bayangkan saja orang tua kita. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)
Kita yang masih muda ini harus menyadari bahwa kita hadir di dunia ini juga melalui perantara kedua orang tua kita. Beberapa waktu nanti kita juga akan menjadi orang tua yang melahirkan anak-anak kita sendiri, kemudian memiliki cucu bahkan hingga memiliki cicit. Bayangkan apakah kita masih segagah seperti hari ini?
So, mumpung kita masih muda, mari berlomba jadi orang baik, memberi makna dalam hidup ini, siapkan diri dengan bekal keagamaan, menjaga kesehatan, bekerja dengan baik dan bertanggungjawab agar dapat menabung sehingga di masa tua nanti punya usaha mandiri. Kira-kira apa lagi ya? Menurutku sih seperti itu, tolong teman-teman tambahkan lagi yaa. Everyone has their own dreams. Aku sih pengennya tua nanti hidup rukun bersama istri, saudara-saudara, anak-anak, dan tetangga, masih tetap bisa berbagi ilmu, mengajar dan menjadi penerjemah. Menghabiskan masa tua dengan menghasilkan karya tulis yang berguna bagi semua orang, memiliki perusahaan kecil, menyibukkan diri dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Terlalu berlebihan gak sih? Yah, inginnya aku sih begitu, walau sekarang baru hal-hal kecil yang aku lakukan.
Kembali ke peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, sejak kapan sih adanya? Kenapa 29 Mei?
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap 29 Mei ini dimulai sejak tahun 1996 yang dicanangkan oleh Presiden RI di Pucang Gading Semarang. Dasar penetapannya adalah untuk menghormati jasa almarhum Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat yang memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei 1945 yang mengandung nilai perjuangan dan dilakukan dengan penuh kearifan serta berbobot. Radjiman Wediodiningrat sebagai personifikasi mewakili golongan lanjut usia (lansia). Diharapkan generasi berikutnya mencontoh dan mempunyai nilai-nilai kejuangan serta sifat-sifat luhur lainnya sebagaimana diteladankan oleh generasi pendahulu.
Dan ternyata untuk tahun 2009 ini, masih ada sekitar 1.565.879 orang lanjut usia yang masih dalam kondisi terlantar. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena para lanjut usia itu tidak mendapat perhatian dari para orang terdekatnya, seperti anak, kerabat dan sebagainya. Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Yanrehsos), Dr. Makmur Sunusi mengatakan pemerintah memberikan atensi yang besar terhadap masalah yang kini dialami sebagian orang lanjut usia di Indonesia. Sejak beberapa tahun lalu sudah memberikan perhatian khusus terhadap para lansia dengan memberikan santunan Rp 300ribu per orang setiap bulan. Ia mengatakan jika persoalan lansia terlantar ini tidak segera diatasi maka dapat dipastikan pada tahun 2020 mendatang akan terjadi peningkatan jumlah lansia terlantar yang mencapai 28,8 juta orang.
Semoga pada tahun 2020 kita bukan termasuk dalam lansia yang berjumlah 28,8 juta orang itu. Happy Lansia Day!
“Kak Hadi, aku sebel nih! Tadi pas di mobil ada kakek dan nenek muntah di sebelahku!”, ujar Okki, adik kost-kostanku yang baru saja tiba dari Kota Metro. “Emang kamu kena muntahnya? Kenapa gak kamu tolong ja? Siapa tau aja setelah kamu tolong, kakek dan nenek tadi ngasih kamu sesuatu, terus tiba-tiba mereka menghilang dan kamu jadi sakti mandraguna? Hahaha, seperti di film-film itu lho!”, timpalku sekenanya, sambil bercanda supaya hilang sebalnya.
Ketika aku sedang memikirkan saran yang tepat untuk aku berikan pada orang yang sedang sebal seperti ini tanpa menggurui sembari menunggunya keluar dari kamar mandi, telinga dan mataku tiba-tiba teertarik untuk memperhatikan nenek-nenek yang sedang menyanyi lagu Rock di TVRI. Ternyata nenek tersebut adalah Ibu Laila Sari. “Wah, masih powerful banget nih nenek, suara masih oke, badan gak bungkuk, trus juga gak obesitas kayak nenek-nenek pada umumnya”, pikirku. Ternyata, lagu tadi adalah pembuka acara dialog, aduh aku lupa nama dan tema acaranya, yang pasti dialognya membahas peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang dipandu oleh dr. Lula Kamal. Aku juga baru sadar dan baru tahu ternyata ada juga hari peringatan Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Mei.
“Okkiiii…!!! Ntar kita tua juga tau!”
Kakek, nenek, dan para lansia lainnya juga adalah orang tua. Bayangkan saja orang tua kita. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)
Kita yang masih muda ini harus menyadari bahwa kita hadir di dunia ini juga melalui perantara kedua orang tua kita. Beberapa waktu nanti kita juga akan menjadi orang tua yang melahirkan anak-anak kita sendiri, kemudian memiliki cucu bahkan hingga memiliki cicit. Bayangkan apakah kita masih segagah seperti hari ini?
So, mumpung kita masih muda, mari berlomba jadi orang baik, memberi makna dalam hidup ini, siapkan diri dengan bekal keagamaan, menjaga kesehatan, bekerja dengan baik dan bertanggungjawab agar dapat menabung sehingga di masa tua nanti punya usaha mandiri. Kira-kira apa lagi ya? Menurutku sih seperti itu, tolong teman-teman tambahkan lagi yaa. Everyone has their own dreams. Aku sih pengennya tua nanti hidup rukun bersama istri, saudara-saudara, anak-anak, dan tetangga, masih tetap bisa berbagi ilmu, mengajar dan menjadi penerjemah. Menghabiskan masa tua dengan menghasilkan karya tulis yang berguna bagi semua orang, memiliki perusahaan kecil, menyibukkan diri dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Terlalu berlebihan gak sih? Yah, inginnya aku sih begitu, walau sekarang baru hal-hal kecil yang aku lakukan.
Kembali ke peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, sejak kapan sih adanya? Kenapa 29 Mei?
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap 29 Mei ini dimulai sejak tahun 1996 yang dicanangkan oleh Presiden RI di Pucang Gading Semarang. Dasar penetapannya adalah untuk menghormati jasa almarhum Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat yang memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei 1945 yang mengandung nilai perjuangan dan dilakukan dengan penuh kearifan serta berbobot. Radjiman Wediodiningrat sebagai personifikasi mewakili golongan lanjut usia (lansia). Diharapkan generasi berikutnya mencontoh dan mempunyai nilai-nilai kejuangan serta sifat-sifat luhur lainnya sebagaimana diteladankan oleh generasi pendahulu.
Dan ternyata untuk tahun 2009 ini, masih ada sekitar 1.565.879 orang lanjut usia yang masih dalam kondisi terlantar. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena para lanjut usia itu tidak mendapat perhatian dari para orang terdekatnya, seperti anak, kerabat dan sebagainya. Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Yanrehsos), Dr. Makmur Sunusi mengatakan pemerintah memberikan atensi yang besar terhadap masalah yang kini dialami sebagian orang lanjut usia di Indonesia. Sejak beberapa tahun lalu sudah memberikan perhatian khusus terhadap para lansia dengan memberikan santunan Rp 300ribu per orang setiap bulan. Ia mengatakan jika persoalan lansia terlantar ini tidak segera diatasi maka dapat dipastikan pada tahun 2020 mendatang akan terjadi peningkatan jumlah lansia terlantar yang mencapai 28,8 juta orang.
Semoga pada tahun 2020 kita bukan termasuk dalam lansia yang berjumlah 28,8 juta orang itu. Happy Lansia Day!
Sabtu, 23 Mei 2009
Cantengan Oh Cantengan
Written by Syofian Hadi
Hmm… ditulis gak yaaa? Wah kalau ditulis, ini bakal jadi aib yang seluruh dunia persilatan dan selebritis akan tahu bahwa seorang Syofian Hadi pernah mengalami gangguan kesehatan yang kata teman-teman ini penyakit yang ‘gak elit’ buanget gitu loh. Beberapa teman yang tahu di hari H saja komentarnya aneh-aneh, ada yang ngongekin, ngejek, dan ketawa-ketawa. Huh, tunggu saja giliran kalian yang kena, pasti kualat loe pade! (lho, kox nyumpahin geto?). Apalagi kalau aku ceritakan di blog, jangan-jangan tambah rame, rame yang mau ngongekin lagi!
Sebenarnya kejadiannya ini dua minggu yang lalu, tapi sekarang sudah sembuh lho. Alhamdulillah, banget!! :-) Pengennya saat itu langsung curhat di blog tapi muaallluuuu..!! Malu iya. Menderita juga iya.
Sore itu di Asrama Malahayati aku dapat jadwal mengajar jam 16.30. Nah, saat itu awal baru terasa adanya ketidaknyamanan ini, kox jempol kakiku terasa nyeri-nyeri gitu ya, dibawa jalan sakit, aku juga kurang mengerti ini apa. Rasanya ingin cepat-cepat pulang, ingin segera melihat ada apaan sich di jempol ini, tapi impian itu tampaknya harus ditunda, karena aku masih harus mengajar lagi jam 19.00 di LC Malahayati.
Azan maghrib berkumandang, ini kesempatanku menjumpai jempol kaki kananku yang telah terbungkus kaos kaki dan sepatu selama lebih kurang dua jam setengah. Touwweew..wew..nguiiing.. aggrrhhkhkhrrghhh.. Kesenggol!! Wuaduhhhh, nyeriiiii..!!! Aku liat bentuknya ternyata sudah sedikit berubah, sekarang agak bengkak dan merah, tapi tidak bau lho, Swear!! Aku perhatikan tidak ada kotoran atau sesuatu yang mengganjal. So, kenapa ya? Kelamaan mikir, ntar aja deh, soalnya sudah iqomat tuh, yah masbuk lagi.
Jadilah malam itu aku mengajar dengan tidak total, selain konsentrasi yang terpecah belah karena menahan nyeri, aku juga jadi tidak banyak gerak dan jalan, padahal ‘kan aku orangnya active and mobile banget gitu coy, hwehehe.. Jarum jam rasanya lama sekali bergerak, atau jangan-jangan habis baterai, sudah tidak sabar lagi ingin pulang, hikz.hikz. Selesai mengajar, aku sempat ingin langsung ke dokter, tapi saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, sampai di sana jam berapa nanti? Lagi pula aku belum makan, luapperr tenan. Lalu aku sms saja Nurhadi, temanku yang sekarang sudah jadi Perawat PNS di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, aku ceritakan semua keluhan yang aku rasakan, berharap aku diberi tahu nama obat untuk menghilangkan nyeri sementara, biar aku beli sendiri. Dia memberi tiga macam jenis obat, katanya jempol dijaga supaya tetap kering, jangan lembab, jangan pake sepatu sempit, dan segera ke dokter (hmm..teuteeup), dia khawatir kalau tidak ditangani dengan baik akan bernanah.
Aku segera beli obat itu. Setelah makan malam, langsung aku telan bulat-bulat obat itu. Tapi mau tidur juga belum enak, padahal sholat sudah, aggrrhhh…aduuh nyerinya belum hilang, mungkin obatnya belum atau baru saja bereaksi. Teman-teman di kost-kostan langsung tertawa, “ini mah cantengan namanya, Kak Hadi”. Ya, aku juga tidak asing lagi sih dengan kata itu, beberapa teman SMA dan saudaraku juga pernah mengalami cantengan, tapi mungkin aku masih shock saja, masak sih aku bisa cantengan juga? Oh, tidak! Yang aku tahu setelah nyeri biasanya ada hal yang lebih tidak mengenakkan lagi; BAU!
Tiga hari aku lalui dengan jempol bengkak dan sedikit agak berbau. Merana rasanya hidup ini. Badan demam, suhu badan naik, kepala pusing, pakai sepatu susah, kalau mau jalan harus extra hati-hati karena khawatir kalau kesenggol, ketika mau sholat pun jadi agak ribet, khawatir kesenggol kaki orang, gerakan sholat yang niatnya ingin sesuai sunnah pun agak sulit aku lakukan; ketika sujud, kaki kanan aku angkat sehingga tidak menempel dengan lantai, ketika tasyahud pun juga begitu. Aku juga sempat teriak-teriak kesakitan di Hypermart Central Plaza Bandar Lampung gara-gara jempolku yang tiab-tiba gemuk dan merah tadi terinjak oleh Ahyar, temanku. So, cara jalanku jadi tidak segagah biasanya, agak pincang plus nyengir. Kepala langsung puyeng nguing nguing plesss. Teriakanku tadi cukup menarik perhatian orang-orang di sekitar kami. Bener-bener gak Pede dech jadinya. Pekerjaan harianku pun menjadi bertambah. Setiap jam, setiap pagi, dan setiap mau tidur aku harus membersihkan jempol ini dengan kapas dan air hangat atau kadang dengan alkohol, bahkan dikompres.
Aku lupa lupa ingat penyebabnya apa. Setelah kuingat-ingat, sehari sebelumnya aku memotong kuku kependekan dan sempat aku conngkel-congkel sedikit sela-selanya. Lalu aku langsung jalan-jalan konvoi motor keliling Metro dan Batanghari tanpa mengenakan sepatu. Mungkin kotoran, kuman atau debu jalanan mampir ke jempol, terus infeksi dech. Kuku yang dipotong tadi mulai panjang tapi bagian pinggirnya itu ada kuku yang menusuk atau menancap ke daging. Seperti itulah mungkin yang menyebabkan luka, infeksi, nyeri, dan bernanah.
Tiga hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari ke empat. Namun tanda-tanda kesembuhan pun belum kunjung menampakkan kejelasannya. Obat sudah hampir habis, obat-obat yang aku makan itu hanya anti-biotik dan pereda nyeri saja. Tapi jempolku malah makin bengkak dan makin berwarna-warni, kadang merah banget, kuning, juga biru, kayaknya sih banyak nanahnya, hiiiiiiii, tapi belum mau keluar juga. Bingung harus bagaimana dan harus diapakan. Aku ingat dulu saudaraku mengobatinya dengan minyak kelapa hangat. Kebetulan hari itu aku, Ahyar dan Imam lagi ada acara di Islamic Centre, terus aku melihat ada yang menjual minyak But-But. Penjualnya sih tidak menawarkan bahwa khasiatnya bisa menyembuhkan cantengan. Tapi aku ingat kalau minyak But-But ini bisa digunakan untuk penyakit luar apa saja. Selain sebagai minyak urut yang bisa meredakan sakit pinggang atau nyeri otot, minyak but-but juga bisa sebagai obat luka. Aku dulu pernah punya waktu kecelakaan Januari lalu untuk obat urut, tapi sekarang sudah habis. Jadi aku putuskan untuk membelinya lagi. Aku yakin But-But pasti bisa buat cantengan. Insya Alloh.
Terapi cantengan ala Hadi dimulai. Seperti biasa aku kompres jempol dengan air hangat, aku bersihkan dengan kapas, seperempat sendok teh minyak But-But aku panaskan sebentar, kemudian mulai aku oleskan ke pusat cantengan, dan badan jempol yang bengkak. Aku ulangi terus terapi itu pada malam dan besok paginya. Siang hari ketika aku melakukan terapi ini dengan menggosokkan kapas ke pusat cantengan dengan maksud mengeluarkan kotoran jika ada, secara tidak sengaja nanah keluar di sela-sela tepi kuku dan daging. Dengan kapas yang basah dan hangat tadi aku terus saja pencet jempolku itu,. Rasa dendam memuncak dan segera ingin menghabiskan nanah itu keluar dari jempol tersayang hingga kering tak bersisa. Setelah itu aku oleskan lagi dengan minyak But-But yang hangat. Walau nanah sudah keluar, aku tetap rajin mengolesi jempolku dengan minyak But-But yang hangat itu. Ketika ingin berpergian atau menggunakan sepatu, aku pasti tidak lupa mengolesinya.
Alhamdulillah, tidak sampai enam hari, jempolku sudah langsing dan tidak nyeri lagi. Padahal rencananya mau nge-date sama dokter, eh gak jadi. Ada teman yang bilang kalau ke dokter pasti bakal dioperasi, waduh berapa diut yang bakal dikeluarin. Hmmm, mending pakai minyak But-But aja dech! Sekarang kalau terasa gatal sedikit saja di daerah jempol atau jari lainnya, pasti langsung aku oles minyak But-But, hehehe.. jadi ketergantungan. Tapi tenang, gak ada efek sampingnya kok.
Buat temen-temen yang saat ini atau nanti menderita cantengan, tips dan terapi ala Hadi tadi boleh dicoba kok, hehehe. Aku berhasil membuktikannya! Asal besok-besok jangan lebai dan over semangat potong kukunya. Selamat mencoba, say goodbye forever to cantengan. Cantengan? diBUTBUTin aja!!
.jpg)
Sebenarnya kejadiannya ini dua minggu yang lalu, tapi sekarang sudah sembuh lho. Alhamdulillah, banget!! :-) Pengennya saat itu langsung curhat di blog tapi muaallluuuu..!! Malu iya. Menderita juga iya.
Sore itu di Asrama Malahayati aku dapat jadwal mengajar jam 16.30. Nah, saat itu awal baru terasa adanya ketidaknyamanan ini, kox jempol kakiku terasa nyeri-nyeri gitu ya, dibawa jalan sakit, aku juga kurang mengerti ini apa. Rasanya ingin cepat-cepat pulang, ingin segera melihat ada apaan sich di jempol ini, tapi impian itu tampaknya harus ditunda, karena aku masih harus mengajar lagi jam 19.00 di LC Malahayati.
Azan maghrib berkumandang, ini kesempatanku menjumpai jempol kaki kananku yang telah terbungkus kaos kaki dan sepatu selama lebih kurang dua jam setengah. Touwweew..wew..nguiiing.. aggrrhhkhkhrrghhh.. Kesenggol!! Wuaduhhhh, nyeriiiii..!!! Aku liat bentuknya ternyata sudah sedikit berubah, sekarang agak bengkak dan merah, tapi tidak bau lho, Swear!! Aku perhatikan tidak ada kotoran atau sesuatu yang mengganjal. So, kenapa ya? Kelamaan mikir, ntar aja deh, soalnya sudah iqomat tuh, yah masbuk lagi.
Jadilah malam itu aku mengajar dengan tidak total, selain konsentrasi yang terpecah belah karena menahan nyeri, aku juga jadi tidak banyak gerak dan jalan, padahal ‘kan aku orangnya active and mobile banget gitu coy, hwehehe.. Jarum jam rasanya lama sekali bergerak, atau jangan-jangan habis baterai, sudah tidak sabar lagi ingin pulang, hikz.hikz. Selesai mengajar, aku sempat ingin langsung ke dokter, tapi saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, sampai di sana jam berapa nanti? Lagi pula aku belum makan, luapperr tenan. Lalu aku sms saja Nurhadi, temanku yang sekarang sudah jadi Perawat PNS di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, aku ceritakan semua keluhan yang aku rasakan, berharap aku diberi tahu nama obat untuk menghilangkan nyeri sementara, biar aku beli sendiri. Dia memberi tiga macam jenis obat, katanya jempol dijaga supaya tetap kering, jangan lembab, jangan pake sepatu sempit, dan segera ke dokter (hmm..teuteeup), dia khawatir kalau tidak ditangani dengan baik akan bernanah.
Aku segera beli obat itu. Setelah makan malam, langsung aku telan bulat-bulat obat itu. Tapi mau tidur juga belum enak, padahal sholat sudah, aggrrhhh…aduuh nyerinya belum hilang, mungkin obatnya belum atau baru saja bereaksi. Teman-teman di kost-kostan langsung tertawa, “ini mah cantengan namanya, Kak Hadi”. Ya, aku juga tidak asing lagi sih dengan kata itu, beberapa teman SMA dan saudaraku juga pernah mengalami cantengan, tapi mungkin aku masih shock saja, masak sih aku bisa cantengan juga? Oh, tidak! Yang aku tahu setelah nyeri biasanya ada hal yang lebih tidak mengenakkan lagi; BAU!
Tiga hari aku lalui dengan jempol bengkak dan sedikit agak berbau. Merana rasanya hidup ini. Badan demam, suhu badan naik, kepala pusing, pakai sepatu susah, kalau mau jalan harus extra hati-hati karena khawatir kalau kesenggol, ketika mau sholat pun jadi agak ribet, khawatir kesenggol kaki orang, gerakan sholat yang niatnya ingin sesuai sunnah pun agak sulit aku lakukan; ketika sujud, kaki kanan aku angkat sehingga tidak menempel dengan lantai, ketika tasyahud pun juga begitu. Aku juga sempat teriak-teriak kesakitan di Hypermart Central Plaza Bandar Lampung gara-gara jempolku yang tiab-tiba gemuk dan merah tadi terinjak oleh Ahyar, temanku. So, cara jalanku jadi tidak segagah biasanya, agak pincang plus nyengir. Kepala langsung puyeng nguing nguing plesss. Teriakanku tadi cukup menarik perhatian orang-orang di sekitar kami. Bener-bener gak Pede dech jadinya. Pekerjaan harianku pun menjadi bertambah. Setiap jam, setiap pagi, dan setiap mau tidur aku harus membersihkan jempol ini dengan kapas dan air hangat atau kadang dengan alkohol, bahkan dikompres.
Aku lupa lupa ingat penyebabnya apa. Setelah kuingat-ingat, sehari sebelumnya aku memotong kuku kependekan dan sempat aku conngkel-congkel sedikit sela-selanya. Lalu aku langsung jalan-jalan konvoi motor keliling Metro dan Batanghari tanpa mengenakan sepatu. Mungkin kotoran, kuman atau debu jalanan mampir ke jempol, terus infeksi dech. Kuku yang dipotong tadi mulai panjang tapi bagian pinggirnya itu ada kuku yang menusuk atau menancap ke daging. Seperti itulah mungkin yang menyebabkan luka, infeksi, nyeri, dan bernanah.
Tiga hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari ke empat. Namun tanda-tanda kesembuhan pun belum kunjung menampakkan kejelasannya. Obat sudah hampir habis, obat-obat yang aku makan itu hanya anti-biotik dan pereda nyeri saja. Tapi jempolku malah makin bengkak dan makin berwarna-warni, kadang merah banget, kuning, juga biru, kayaknya sih banyak nanahnya, hiiiiiiii, tapi belum mau keluar juga. Bingung harus bagaimana dan harus diapakan. Aku ingat dulu saudaraku mengobatinya dengan minyak kelapa hangat. Kebetulan hari itu aku, Ahyar dan Imam lagi ada acara di Islamic Centre, terus aku melihat ada yang menjual minyak But-But. Penjualnya sih tidak menawarkan bahwa khasiatnya bisa menyembuhkan cantengan. Tapi aku ingat kalau minyak But-But ini bisa digunakan untuk penyakit luar apa saja. Selain sebagai minyak urut yang bisa meredakan sakit pinggang atau nyeri otot, minyak but-but juga bisa sebagai obat luka. Aku dulu pernah punya waktu kecelakaan Januari lalu untuk obat urut, tapi sekarang sudah habis. Jadi aku putuskan untuk membelinya lagi. Aku yakin But-But pasti bisa buat cantengan. Insya Alloh.
Terapi cantengan ala Hadi dimulai. Seperti biasa aku kompres jempol dengan air hangat, aku bersihkan dengan kapas, seperempat sendok teh minyak But-But aku panaskan sebentar, kemudian mulai aku oleskan ke pusat cantengan, dan badan jempol yang bengkak. Aku ulangi terus terapi itu pada malam dan besok paginya. Siang hari ketika aku melakukan terapi ini dengan menggosokkan kapas ke pusat cantengan dengan maksud mengeluarkan kotoran jika ada, secara tidak sengaja nanah keluar di sela-sela tepi kuku dan daging. Dengan kapas yang basah dan hangat tadi aku terus saja pencet jempolku itu,. Rasa dendam memuncak dan segera ingin menghabiskan nanah itu keluar dari jempol tersayang hingga kering tak bersisa. Setelah itu aku oleskan lagi dengan minyak But-But yang hangat. Walau nanah sudah keluar, aku tetap rajin mengolesi jempolku dengan minyak But-But yang hangat itu. Ketika ingin berpergian atau menggunakan sepatu, aku pasti tidak lupa mengolesinya.
Alhamdulillah, tidak sampai enam hari, jempolku sudah langsing dan tidak nyeri lagi. Padahal rencananya mau nge-date sama dokter, eh gak jadi. Ada teman yang bilang kalau ke dokter pasti bakal dioperasi, waduh berapa diut yang bakal dikeluarin. Hmmm, mending pakai minyak But-But aja dech! Sekarang kalau terasa gatal sedikit saja di daerah jempol atau jari lainnya, pasti langsung aku oles minyak But-But, hehehe.. jadi ketergantungan. Tapi tenang, gak ada efek sampingnya kok.
Buat temen-temen yang saat ini atau nanti menderita cantengan, tips dan terapi ala Hadi tadi boleh dicoba kok, hehehe. Aku berhasil membuktikannya! Asal besok-besok jangan lebai dan over semangat potong kukunya. Selamat mencoba, say goodbye forever to cantengan. Cantengan? diBUTBUTin aja!!
Selasa, 19 Mei 2009
Friends Talk about Friendship
Written by Syofian Hadi
Me: My best frenz, whadayya think ‘bot friendship?
Friendship is not a game to play. It is not a word to say. It doesn’t start on March and ends on May. It is tomorrow, yesterday, today, everyday, and never die.
(Fitri – Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan adalah warna dalam hidup. Tanpa sahabat, hidup tak ‘kan pernah indah. Tak ‘kan pernah bermakna. Hidup gak hidup deeh kalo tanpa sahabat..
(Echa – Midwife, Central Lampung)
Persahabatan bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu2…. :-)
Friends are like pieces of puzzle. If you lost one, it will never be complete.
(Eveline – Sultan Ageng Tirtayasa University)
Sahabat adalah kebutuhan jiwa yang mesti terpenuhi. Dialah ladang hati yang kau tanam dengan kasih dan kau panen dengan rasa terima kasih. Dialah pelengkap kekuranganmu, bukan pengisi kekosonganmu.
(Desvita – Muhammadiyah University of Malang)
Sahabat itu seperti potongan puzzle. Tiap potongan punya tempat tersendiri dan gak bisa digantiin sama potongan lainnya. Walaupun mereka hilang entah kemana, tapi masih ada tempat untuk mereka.. ;-)
(Marsha - English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu saling memberi support untuk maju ke depan, berbagi suka duka, always keep in touch, persahabatan dari kecil sampe tua.
(Wisnu – Sriwijaya University)
Sahabat adalah saat susah dia ada di samping kita dan selalu ada buat kita. Dan pada saat melihat kita senang, dia sangat takut kesenangan yang kita dapat akan cepat hilang.
(Ardi – Engineering Faculty, University of Lampung)
Sahabat adalah seseorang yang terkadang kita benci dalam suatu waktu, namun menyayanginya sepanjang waktu. Tak kenal jarak atau waktu, selalu ingat di dalam doa.
(Erda – Engineer, Lampung)
Ehm, persahabatan itu, hubungan yang gimana ya? Saling mendukung, tapi harus menggunakan akal sehat juga kali yaa. Biar ga salah dukung. Pokoknya yang bisa menghapus air mata kalau lagi sedih, bisa menenangkan hati. Yang bisa bilang “aku ‘kan jadi lilin kecil untukmu”, walau udah mau habis itu lilin, “ku kan slalu berusaha bersinar untukmu”.
(Widya - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship? Friendship is to love without condition, to give without expectation.
(Windi – Economic Faculty’04, University of Lampung)
Persahabatan adalah kunci kesuksesan baik di bumi maupun di akhirat. Dan hadist nabi berkata, “tidak akan masuk syurga orang yang memutus persaudaraan”. Jadi, kalau orang banyak musuh celakalah dia, hati tak pernah tentram, gerak langkah kita terasa dibatasi. Kalau saya tidak ada sahabat yang paling special, semua saya anggap sama. Hanya bedanya ada yang kita percaya untuk diajak bicara, dan kita percaya bisa jaga rahasia.
(Sigit - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu tempat berbagi suka dan duka. Kalau hanya suka atau duka saja, itu berarti bukan persahabatan. Sahabat itu akan selalu ada pada saat duka atau dibutuhkan, bukan hanya saat suka saja.
(Habi - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan: Telaga bening yang tak lekang waktu. Wa tawa soubil haq, wa tawa soubis sobr. Adalah surga, menjadi tujuan dari persahabatan itu sendiri.
(Mbak Darwasih - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan adalah sesuatu yang komplit. Rasanya hal yang sangat penting yang kudu semua orang punya. Tau sendiri ‘kan kita ya kadang merasa bahagia, geli, ya mungkin kadang kesel juga.
(Sugeng – Bukit Kemuning, North Lampung)
Sahabat itu luas. Selalu Ada untuk Hal-hal yAng BAik dan Tetap setia kawan.
(Erwin – Bukit Kemuning, North Lampung)
Sahabat menurut ane adalah teman sejati yang di saat suka maupun duka selalu ada di samping kita karena Alloh SWT.
(Zamhuri – Employee, Jakarta)
Sahabat itu orang yang suka ntraktir,
Sahabat itu orang yang suka minjemin duit waktu temennya bokek,
Sahabat itu orang yang suka nyariin calon istri/suami buat temennya yang masih jomblo,
Sahabat itu…………..
(Jatmiko – Physics Education’04 University of Lampung)
Arti sahabat: bisa mengingatkan di saat kita salah tanpa ragu-ragu, baik dia katakan baik, jelek dia katakan jelek, hanya dengan niatan untuk bersama-sama mendapat ridho Alloh. Sebagai penguat di saat goyah, sebagai pelipur di saat lara, sebagai pelindung di saat lemah.
(Fenny – Teacher, Bukit Kemuning, North Lampung)
Arti persahabatan buat gw: bila teman ada masalah kita membantu dengan ikhlas, di kala teman susah kita selalu bersama, di kala senang kita juga selalu bersama. Persahabatan bagaikan tali silaturahmi.
(Daniel – State University of Jakarta)
Persahabatan itu satu tingkat lebih tinggi di atas pertemanan… :-)
(Anwar - English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu seperti air mineral; jernih, menyejukkan, pertama yang kita cari saat dahaga, memberikan kesejukan saat kita menyentuhnya, memberikan ketenangan setelah meminumnya.
(Anis - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is the most beautiful moment in the life.
(Fefi - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan? Kalo lagunya ‘kan “bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu”, nek kulo persahabatan kuwi iso nyenengke nek kita “loro” intine kuwi “care”.
(Trian – Diponegoro University)
Friendship is indeed.
(Kak Masduki – English Debater, Lampung)
Friendship is glooming shining blasting ray of happiness.
(Satria – Teacher, English Dept’04 University of Lampung, Runner up of Mekhanai Lampung 2009)
Friendship = Faith
(Irun - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is laughing, crying together.
(Umi - English Dept’07 University of Lampung)
Friendship is extraordinary pride of journey, once in my life time…
(Apparel - Teacher, English Dept’06 University of Lampung, LTV Presenter)
Friendship is a relationship between two people or more in which they complete, protect, and remind each other, and hmmm….. There’re not any conditions and unhealthy competition in friendship. I think that’s friendship.
(Dwiratih - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is not about whom you have known the longest, who came first, or who care the best. It’s about who came and never left friend forever.
(Diesmita - Teacher, English Dept’05 University of Lampung)
Friendship is not about whom she/he is but what she/he does.
(Kristian - Teacher, English Dept’05 University of Lampung)
Friendship is the inexpressible comfort of feeling safe with a person, having neither to weigh thoughts nor measure words. This heartwarming expression captures the essence of friendship. When two people share a strong bond of mutual understanding, respect, and love, it lays the foundation stone for everlasting friendship. This bond just gets stronger with time, the trust between the two people grows and so does the attachment. Ideally the meaning of friendship is sharing unconditional love for each other. The purpose and meaning of friendship is to make life’s burdens lighter for our friends and not make them heavier.
(Ria Utari – Social Economics of Agriculture’04 University of Lampung)
Friendship is madu and racun. Merdeka!
(Sigit Onthel - English Dept’06 University of Lampung)
Persahabatan adalah ikatan erat yang merekatkan hati, menyatukan jiwa dan menyeragamkan rasa dengan keikhlasan. Ia tidak mengekang tapi melindungi. Ia tidak memaksa tapi mengerti. Ia tidak melemahkan tapi menguatkan dengan ketulusan, kedamaian, dan kerendahan hati.
(Eka Maya - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
No friendship no life, friend is someone to count and to be counted.
(Mbak Rani - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is something that not only can you see but also feel, something that exists to help you add some flavors to you life, something that helps you to differentiate between sadness and happiness.
(Firdaus - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu bagaikan kepompong. Bagai tangan dan mata.
(Eka Apin – Businessman, South Sumatra)
Friendship is trust, share and care.
(Genie - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan adalah persaudaraan tanpa ikatan darah.
(Bevita - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Selemah-lemahnya manusia ialah orang yang tidak boleh mencari sahabat. Dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari.
(Titi – Medical Faculty, Malahayati University)
Friend is someone who has the same enemy as you have.
(Yugolastarob – Post Graduated Student, University of Indonesia)
Friend is where sharing, improvement, understanding, and having fun. It’s the core.
(Charlie - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Sahabat adalah O2 (oksigen) yang selalu ane butuhkan.
(Imam Forandes - Social Economics of Agriculture’04 University of Lampung)
Persahabatan itu adalah saling memahami dan menerima, serta saling berbagi. Untuk ngebuat persahabatan itu langgeng, cukup aplikasikan 3 komponen itu. Tau karakter sahabat, kita terima apapun kekurangan dan kelebihannya, dan kita berbagi dalam hal apapun.
(Nila - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu buat kita sama kucing, ayam, kelinci, tumbuhan, handphone, motor, alam dan lain-lain. Kalau sama manusia itu bukan persahabatan, tapi persaudaraan.
(Okky Pratama – Agroecotechnologi’08 University of Lampung)
Persahabatan itu susah didefinisikan, serumit rambut kribo gue. Persahabatan itu seperti air yang mengalir dan tak terpisahkan.
(Bastian – Law Faculty’08 University of Lampung)
Persahabatan bukan seperti ESIA yang setia 1 jam, bukan seperti BAYGON yang setia 8 jam, juga bukan seperti PEPSODENT yang setia 12 jam. Persahabatan itu harus seperti REXONA yang setia setiap saat.
(Madlias - Teacher, English Dept’04 University of Lampung, First Mekhanai Lampung 2007)
Friendship? Ada 3 kategori.
1.Hubungan atas dasar kebutuhan
2.Hubungan atas dasar kesenangan
3.Hubungan atas dasar ketulusan
Nah, elo yang mana? Gak ada yang salah untuk semuanya.
(Arif Ten2Five – Bassist of Ten2Five Band)
Persahabatan seperti saudara walau tak sedarah.
(Yayan – Nurse, Way Kanan, Lampung)
Persahabatan adalah mau menolong, merasakan suka dan duka bersama, merasa tetap ingin dekat walau ia jauh, bukan menjadi pengkhianat, tetap menghargai, mencurahkan kasih saying yang kita hidupkan dalam hati kita.
(Nurhadi – Nurse, Dharmais Cancer Hospital, Jakarta)
Persahabatn diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur dan disakiti, diperhatikan dan dikecewakan, didengar dan diabaikan, dibantu dan ditolak sekalipun. Namun semuanya itu tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Itulah perjalanan dari sebuah persahabatan yang indah. Friend 4ever!
(Denny Neon - Social Economics of Agriculture’05 University of Lampung, Lead Guitarist of Neon Band)
Persahabatan adalah awal dari ridho dan cinta Alloh (Riyadusshalihin Jilid I, Bab Orang yang dinaungi Alloh di hari akhir). Persahabatan adalah pertalian kuat yang melebihi nasab. Persahabatan bagian dienul Islam, karena Nabi dan para Rasul memiliki Hawary (sahabat setia). Adalah sahabat yang berada di atas dien Islam merupakan yang terbaik. Asshohibu ‘alal birri wattaqwa. Sungguh indah bersahabatkan ulama, orang yang sangat takut dan harap pada Zat yang paling ditakuti azabNYA dan paling diharap rahmatNYA. Wallohu ‘alam.
(Heri – Engineering Faculty, Malahayati University)
Waduh gw bingung jawabnya. Yang gw rasain dan yang gw tau sahabat gw udah jauh-jauh semua. Jadi udah lama bener gw ga ngerasain apa arti sahabat yang sebenarnya. Kasian ya gw..
(R. Dinata – Policeman, North Lampung)
Pernah tau segi tiga? Ia memiliki ujung.
Segi empat pun berujung.
Bahkan sebuah garis pun berujung.
Tapi tidak untuk lingkaran, itulah persahabatan buat gue!
(Febrian ‘IGO’ – Agriculture Faculty, University of Lampung, Announcer of Beoli FM Bandar Lampung)
Jika aku pernah sekali saja meninggalkanmu atau tak sudi membantumu dalam keadaan sempitmu, mungkin aku bukan sahabatmu.
(Ahyar – Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Sahabat adalah dia yang menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu seperti tangan dan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya. Maka kokohkanlah persahabatan dengan iman.
(Kak Ibnu – Ustadz, North Lampung)
Anyway, do you know what a friendship means according to me?
FRIENDSHIP IS YOU!
(Syofian Hadi)
Me: My best frenz, whadayya think ‘bot friendship?
Friendship is not a game to play. It is not a word to say. It doesn’t start on March and ends on May. It is tomorrow, yesterday, today, everyday, and never die.
(Fitri – Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan adalah warna dalam hidup. Tanpa sahabat, hidup tak ‘kan pernah indah. Tak ‘kan pernah bermakna. Hidup gak hidup deeh kalo tanpa sahabat..
(Echa – Midwife, Central Lampung)
Persahabatan bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu2…. :-)
Friends are like pieces of puzzle. If you lost one, it will never be complete.
(Eveline – Sultan Ageng Tirtayasa University)
Sahabat adalah kebutuhan jiwa yang mesti terpenuhi. Dialah ladang hati yang kau tanam dengan kasih dan kau panen dengan rasa terima kasih. Dialah pelengkap kekuranganmu, bukan pengisi kekosonganmu.
(Desvita – Muhammadiyah University of Malang)
Sahabat itu seperti potongan puzzle. Tiap potongan punya tempat tersendiri dan gak bisa digantiin sama potongan lainnya. Walaupun mereka hilang entah kemana, tapi masih ada tempat untuk mereka.. ;-)
(Marsha - English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu saling memberi support untuk maju ke depan, berbagi suka duka, always keep in touch, persahabatan dari kecil sampe tua.
(Wisnu – Sriwijaya University)
Sahabat adalah saat susah dia ada di samping kita dan selalu ada buat kita. Dan pada saat melihat kita senang, dia sangat takut kesenangan yang kita dapat akan cepat hilang.
(Ardi – Engineering Faculty, University of Lampung)
Sahabat adalah seseorang yang terkadang kita benci dalam suatu waktu, namun menyayanginya sepanjang waktu. Tak kenal jarak atau waktu, selalu ingat di dalam doa.
(Erda – Engineer, Lampung)
Ehm, persahabatan itu, hubungan yang gimana ya? Saling mendukung, tapi harus menggunakan akal sehat juga kali yaa. Biar ga salah dukung. Pokoknya yang bisa menghapus air mata kalau lagi sedih, bisa menenangkan hati. Yang bisa bilang “aku ‘kan jadi lilin kecil untukmu”, walau udah mau habis itu lilin, “ku kan slalu berusaha bersinar untukmu”.
(Widya - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship? Friendship is to love without condition, to give without expectation.
(Windi – Economic Faculty’04, University of Lampung)
Persahabatan adalah kunci kesuksesan baik di bumi maupun di akhirat. Dan hadist nabi berkata, “tidak akan masuk syurga orang yang memutus persaudaraan”. Jadi, kalau orang banyak musuh celakalah dia, hati tak pernah tentram, gerak langkah kita terasa dibatasi. Kalau saya tidak ada sahabat yang paling special, semua saya anggap sama. Hanya bedanya ada yang kita percaya untuk diajak bicara, dan kita percaya bisa jaga rahasia.
(Sigit - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu tempat berbagi suka dan duka. Kalau hanya suka atau duka saja, itu berarti bukan persahabatan. Sahabat itu akan selalu ada pada saat duka atau dibutuhkan, bukan hanya saat suka saja.
(Habi - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan: Telaga bening yang tak lekang waktu. Wa tawa soubil haq, wa tawa soubis sobr. Adalah surga, menjadi tujuan dari persahabatan itu sendiri.
(Mbak Darwasih - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan adalah sesuatu yang komplit. Rasanya hal yang sangat penting yang kudu semua orang punya. Tau sendiri ‘kan kita ya kadang merasa bahagia, geli, ya mungkin kadang kesel juga.
(Sugeng – Bukit Kemuning, North Lampung)
Sahabat itu luas. Selalu Ada untuk Hal-hal yAng BAik dan Tetap setia kawan.
(Erwin – Bukit Kemuning, North Lampung)
Sahabat menurut ane adalah teman sejati yang di saat suka maupun duka selalu ada di samping kita karena Alloh SWT.
(Zamhuri – Employee, Jakarta)
Sahabat itu orang yang suka ntraktir,
Sahabat itu orang yang suka minjemin duit waktu temennya bokek,
Sahabat itu orang yang suka nyariin calon istri/suami buat temennya yang masih jomblo,
Sahabat itu…………..
(Jatmiko – Physics Education’04 University of Lampung)
Arti sahabat: bisa mengingatkan di saat kita salah tanpa ragu-ragu, baik dia katakan baik, jelek dia katakan jelek, hanya dengan niatan untuk bersama-sama mendapat ridho Alloh. Sebagai penguat di saat goyah, sebagai pelipur di saat lara, sebagai pelindung di saat lemah.
(Fenny – Teacher, Bukit Kemuning, North Lampung)
Arti persahabatan buat gw: bila teman ada masalah kita membantu dengan ikhlas, di kala teman susah kita selalu bersama, di kala senang kita juga selalu bersama. Persahabatan bagaikan tali silaturahmi.
(Daniel – State University of Jakarta)
Persahabatan itu satu tingkat lebih tinggi di atas pertemanan… :-)
(Anwar - English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu seperti air mineral; jernih, menyejukkan, pertama yang kita cari saat dahaga, memberikan kesejukan saat kita menyentuhnya, memberikan ketenangan setelah meminumnya.
(Anis - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is the most beautiful moment in the life.
(Fefi - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan? Kalo lagunya ‘kan “bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu”, nek kulo persahabatan kuwi iso nyenengke nek kita “loro” intine kuwi “care”.
(Trian – Diponegoro University)
Friendship is indeed.
(Kak Masduki – English Debater, Lampung)
Friendship is glooming shining blasting ray of happiness.
(Satria – Teacher, English Dept’04 University of Lampung, Runner up of Mekhanai Lampung 2009)
Friendship = Faith
(Irun - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is laughing, crying together.
(Umi - English Dept’07 University of Lampung)
Friendship is extraordinary pride of journey, once in my life time…
(Apparel - Teacher, English Dept’06 University of Lampung, LTV Presenter)
Friendship is a relationship between two people or more in which they complete, protect, and remind each other, and hmmm….. There’re not any conditions and unhealthy competition in friendship. I think that’s friendship.
(Dwiratih - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is not about whom you have known the longest, who came first, or who care the best. It’s about who came and never left friend forever.
(Diesmita - Teacher, English Dept’05 University of Lampung)
Friendship is not about whom she/he is but what she/he does.
(Kristian - Teacher, English Dept’05 University of Lampung)
Friendship is the inexpressible comfort of feeling safe with a person, having neither to weigh thoughts nor measure words. This heartwarming expression captures the essence of friendship. When two people share a strong bond of mutual understanding, respect, and love, it lays the foundation stone for everlasting friendship. This bond just gets stronger with time, the trust between the two people grows and so does the attachment. Ideally the meaning of friendship is sharing unconditional love for each other. The purpose and meaning of friendship is to make life’s burdens lighter for our friends and not make them heavier.
(Ria Utari – Social Economics of Agriculture’04 University of Lampung)
Friendship is madu and racun. Merdeka!
(Sigit Onthel - English Dept’06 University of Lampung)
Persahabatan adalah ikatan erat yang merekatkan hati, menyatukan jiwa dan menyeragamkan rasa dengan keikhlasan. Ia tidak mengekang tapi melindungi. Ia tidak memaksa tapi mengerti. Ia tidak melemahkan tapi menguatkan dengan ketulusan, kedamaian, dan kerendahan hati.
(Eka Maya - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
No friendship no life, friend is someone to count and to be counted.
(Mbak Rani - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Friendship is something that not only can you see but also feel, something that exists to help you add some flavors to you life, something that helps you to differentiate between sadness and happiness.
(Firdaus - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu bagaikan kepompong. Bagai tangan dan mata.
(Eka Apin – Businessman, South Sumatra)
Friendship is trust, share and care.
(Genie - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan adalah persaudaraan tanpa ikatan darah.
(Bevita - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Selemah-lemahnya manusia ialah orang yang tidak boleh mencari sahabat. Dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari.
(Titi – Medical Faculty, Malahayati University)
Friend is someone who has the same enemy as you have.
(Yugolastarob – Post Graduated Student, University of Indonesia)
Friend is where sharing, improvement, understanding, and having fun. It’s the core.
(Charlie - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Sahabat adalah O2 (oksigen) yang selalu ane butuhkan.
(Imam Forandes - Social Economics of Agriculture’04 University of Lampung)
Persahabatan itu adalah saling memahami dan menerima, serta saling berbagi. Untuk ngebuat persahabatan itu langgeng, cukup aplikasikan 3 komponen itu. Tau karakter sahabat, kita terima apapun kekurangan dan kelebihannya, dan kita berbagi dalam hal apapun.
(Nila - Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Persahabatan itu buat kita sama kucing, ayam, kelinci, tumbuhan, handphone, motor, alam dan lain-lain. Kalau sama manusia itu bukan persahabatan, tapi persaudaraan.
(Okky Pratama – Agroecotechnologi’08 University of Lampung)
Persahabatan itu susah didefinisikan, serumit rambut kribo gue. Persahabatan itu seperti air yang mengalir dan tak terpisahkan.
(Bastian – Law Faculty’08 University of Lampung)
Persahabatan bukan seperti ESIA yang setia 1 jam, bukan seperti BAYGON yang setia 8 jam, juga bukan seperti PEPSODENT yang setia 12 jam. Persahabatan itu harus seperti REXONA yang setia setiap saat.
(Madlias - Teacher, English Dept’04 University of Lampung, First Mekhanai Lampung 2007)
Friendship? Ada 3 kategori.
1.Hubungan atas dasar kebutuhan
2.Hubungan atas dasar kesenangan
3.Hubungan atas dasar ketulusan
Nah, elo yang mana? Gak ada yang salah untuk semuanya.
(Arif Ten2Five – Bassist of Ten2Five Band)
Persahabatan seperti saudara walau tak sedarah.
(Yayan – Nurse, Way Kanan, Lampung)
Persahabatan adalah mau menolong, merasakan suka dan duka bersama, merasa tetap ingin dekat walau ia jauh, bukan menjadi pengkhianat, tetap menghargai, mencurahkan kasih saying yang kita hidupkan dalam hati kita.
(Nurhadi – Nurse, Dharmais Cancer Hospital, Jakarta)
Persahabatn diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur dan disakiti, diperhatikan dan dikecewakan, didengar dan diabaikan, dibantu dan ditolak sekalipun. Namun semuanya itu tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Itulah perjalanan dari sebuah persahabatan yang indah. Friend 4ever!
(Denny Neon - Social Economics of Agriculture’05 University of Lampung, Lead Guitarist of Neon Band)
Persahabatan adalah awal dari ridho dan cinta Alloh (Riyadusshalihin Jilid I, Bab Orang yang dinaungi Alloh di hari akhir). Persahabatan adalah pertalian kuat yang melebihi nasab. Persahabatan bagian dienul Islam, karena Nabi dan para Rasul memiliki Hawary (sahabat setia). Adalah sahabat yang berada di atas dien Islam merupakan yang terbaik. Asshohibu ‘alal birri wattaqwa. Sungguh indah bersahabatkan ulama, orang yang sangat takut dan harap pada Zat yang paling ditakuti azabNYA dan paling diharap rahmatNYA. Wallohu ‘alam.
(Heri – Engineering Faculty, Malahayati University)
Waduh gw bingung jawabnya. Yang gw rasain dan yang gw tau sahabat gw udah jauh-jauh semua. Jadi udah lama bener gw ga ngerasain apa arti sahabat yang sebenarnya. Kasian ya gw..
(R. Dinata – Policeman, North Lampung)
Pernah tau segi tiga? Ia memiliki ujung.
Segi empat pun berujung.
Bahkan sebuah garis pun berujung.
Tapi tidak untuk lingkaran, itulah persahabatan buat gue!
(Febrian ‘IGO’ – Agriculture Faculty, University of Lampung, Announcer of Beoli FM Bandar Lampung)
Jika aku pernah sekali saja meninggalkanmu atau tak sudi membantumu dalam keadaan sempitmu, mungkin aku bukan sahabatmu.
(Ahyar – Teacher, English Dept’04 University of Lampung)
Sahabat adalah dia yang menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu seperti tangan dan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya. Maka kokohkanlah persahabatan dengan iman.
(Kak Ibnu – Ustadz, North Lampung)
Anyway, do you know what a friendship means according to me?
FRIENDSHIP IS YOU!
(Syofian Hadi)
Langganan:
Postingan (Atom)